PENGALAMAN SAYA WAKTU DI PENGUNGSIANG

Pada waktu saya di pengungsian saya sangat tiadk suka sekali, akrena tempatnya sangat tidak enak, kalau tidur tidak ada tempat tidur, kalau mandi harus bergantian, akalu makan tidak sesuai dengan selera, begitu pula dengan sekolah dan mengaji tidak ada tempatnya, kalau malam cuacanya sangat panas dan banyak nyamuk, mau belajar terganggu dengan ramainya orang lewat penerangan kurang terang, pokoknya gak enak sekali segalanya sangat terganggu.

Mengapa sih desa saya terendam lumpur, rumah terendam lumpur, semuanya serba teredam lumpur Lapindo . saya juga sedih karena tidak bisa tenag dalam kehidupan sehari-hari.’ Tapi saya tidak akan menyerah, saya serakan semua kepada Tuhan Yang Maha Esa, mungkin ini cobaan untuk warga Jatirejo. Semuanya warga Jatirejo rindu dengan desanya.

Tempat sekolah saya sekarang sangat tidak nyaman karena tidak ada tempat untuk belajar, belajar komputer, senam, upacara, tempatnya juga tidak ada, sekarang ruangan sekolah tercampur baur hanya dikasih batas dengan triplek. Tempat duduk saya dibawah bersama teman-teman mejanya Cuma menggunakan meja yang bisa dilipat, guru menerangkan tidak terdengar karena ramainya kelas-kelas lain. Pokoknya tempat sekolah sekarang tidak enak, gak bisa konsentrasi dalam belajar. Pagi-pagi berangkat sekolah diantar oleh ayah, karena jauh dari tempat tinggal. Saya merasa sangat menyusahjkan kedua orang tua saya, karena setiap pagi diantar. Siangnya ibu saya menjemput saya, saya kasihan dengan ibu.

Bermain di luar waktu istirahat juga tidak enak karena banyak mobil dan motor yang lewat yang berjualan Cuma sedikit, jadi tidak bisa memilih kue yang besih dan sehat. Aklau olah raga harus mengelilingi pengungsian kalau ujian/semester tidak bisa berkonsentrasi kalau dirumah mau main dengan teman-teman sekolah tidak bisa karena rumahnya berjauhan semua. Mau belajar atau bekerja kelompo bareng bersama teman tidak bisa pokoknya gak enak sekali.

Aku tinggal di pengungsian selama hampir 3 bulan, sekarang aku tinggal di rumah kontrakan. Setiap masa kontrakan habis, orang tuaku bingung cari kontrakan lagi jadinya saya selalu berpindah-pindah ke sana ke sini. Tapi kalau sekolahanku tetap di pengungsian. Entah sampai kapan masalah ini berakhir. Hidup sekolah belajar seperti dulu lagi. Setiap hari aku selalu berdo’a kepada Allah semoga diberikan yang terbaik dalam keluarga saya dan juga semua warga jatirejo Tapi alhamdulillah …… saya sudah punya rumah sendiri.

Ya …. Allah ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku juga dosa-dosa semua warga jatirejo. Berilah kami kesehatan agar kami dapat menjalani cobaan yuang engkau berikan dengan hati ikhlas beri kami kehidupan yang sempurna, tentram dan damai dan semoga sekolah kami bisa tetap jaya. Ya ….. Allah kabulkanlah do’aku …..

Amin…… Amin…… Amin…… Amin…… Amin…… Ya… Robbal …. alamin

Itulah pengalaman saya waktu di pengungsian

KARYA CIPTA

Nama : Salma Nabila

Kelas : IV (Empat)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


KELUARGAKU BAHAGIA

Ini semua cerita tentang keluarga yang bahagia saya tinggal bersama ayah, ibu dan satu adik kecil perempuan namanya Andini febrianti dia biasa dipanggil dini, sedang saya bernama nilil Fadila panggilanku nilil/ilil. Saya lahir 3 Oktober 1999, jadi umurku sekarang 9 tahun. Saya sekolah di MI ma’arif jatirejo kelas 3.

Dulu saya dan keluarga saya tinggal di kampung halaman kami jatirejo sebelum bencana lumpur Lapindo menenggelamkannya. Ayahku bekerja sebagai Buruh Pabrik di desaku sedang ibuku di rumah mengurus dan mengantar aku sekolah. Aku sayang sama orang tuaku.

Tapi suatu hari bencana terjadi sebuah tempat pengeboran gas yang letaknya bersebelahan edngan desaku meletus. Satu minggu kemudian deaku terkena dampaknya bisa menyesakkan dadaku, mengalir deras tanpa diundang. Semuanya terjadi dengan cepat Cuma dalam hitungan minggu keluargaku pindah ngungsi disebuah tempat pasar baru. Semuanya berubah, sekolah, lingkungan tempat tinggal, sampai aku tidurpun gerombol dan sama saudara-saudaraku, tapi aku tetap bahagia karena ayah dan ibuku pun tiba adik kecilku yang lucu lahir. Dialah Dini meskipun dia lahir dalam pengungsian tapi kami sangat bahagia.umurnya sekarang sudah 2 tahun. Dia adikku yang nakal, manja, tapi juga sangat manis. Aku sangat sayang banget sama dia.

Sekarang kami sudah pindah di sebuah rumah kontrakan. Meskipun rumah kami kecil tapi kami selalu bersyukur. Bahkan aku dan adikku bisa bermain riang gembira tanpa harus memikirkan semburan lumpur Lapindo yang tak tau kapan berhentinya. Inilah keluargaku yang selalu bahagia. Kebahagiaan bisa kita raih bila kita selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah pada kita dan jangan pernah mengeluh.

KARYA CIPTA

Nama : NILIL FADILAH

Kelas : III (Tiga)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


BERKUNJUNG KE MUSIUM

EMPU TANTULAR

Bulan lalu aku dan teman-temanku berkunmjung ke musium empu tantular di Sidoarjo. Aku dan teman-teman snagat senang sekali. Sebelum aku berangka aku di rumah menyiapkan bekal makanan ringan dan minuman. Kami berangkat pukul 07.30 dari pasar Baru Porong atau atau depn sekolah. Aku berangkat naik mobil dengan teman-teman. Di dalam mobil aku bercanda ria dengan teman-teman. Aku melewati dasar kami yang dijadikan wisata lumpur. Didaerah Jatirejo sampai siring mobil kami terjebak macet. Jalan menuju musium sangat jauh sekali. Ada salah satu teman aku yang muntah karena perjalanannya jauh dan panas kami sampai di tempat tujuan pukul 09.30.’ aku dan teman-teman langsung masuk ke dalam musium, sebelum kami jalan-jalan di dalam musium dan melihat-lihat benda sejarah, kami melihat film sejarah musium ini dan candi-canri di Indonesia. Setelah itu kami jalan-jalan melihat-lihat benda sejarah seperti kain jaman duludan kapal seperti di Film Titanic. Aku masuk di ruangan fosil-fosil hewan purba itu seperti gading gajah, fosil badak dan sebagainya.

Aku dan temanku masuk kelantai dua. Dilantai dua itu adalah ruangan fisika diruang itu banyak alat-alat fisika. Aku melihat tengkorak yang naik sepeda dan di jalankan secara otomatis terus aku main alat fisika lainnya. Setelah itu aku dan teman-temandisuruh turun dan berkumpul karena kami akan pulang, sebelum pulang kami makan-makan dan beli jajan diluar.

Aku dan rombongan pulang kira-kira jam 12.00 kami terus naik mobil di dalam mobil kami becanda ria dan ditengah-tengah perjalanan ada salah satu aku muntah lagi karena di dalam mobil udaranya panas dan pengap, karena mobil itu di tempati banyak siswa dan didaerah siring kami terjebak macet lagi terus sama pak sopirnyua dilewatkan di daerah beringin, aku samai di sekolah udah banyak orang tua yang menunggu karena kata gurunya pulang jam 12.00. ternyata pulangnya jam 12.30 sesampainya di rumah aku langsung tidur aku kecapean.

KARYA CIPTA

Nama : DIMAS B.P

Kelas : III (Tiga)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


LIBURAN KE ANCOL

Wawktu masih tinggal di jatirejo, saya diajak ibu ke Ancol, saya berangkat pukul 05.00 pagi naik bis. Waktu di perjalanan saya melihat – lihat pemandangan, perjalanannya lama……. Sekali akhirnya saya sampai pada pukul 09.00. Di sana saya main anting-antingan dan saya ke laut, disana banyak seklai orangnya kemudian saya main sepak bola pukul 01.00 siang saya makan siang sama ibu di Restoran Jakarta. Habis makan siang saya beli hamburger enak de. Lo ibu beli apa lah wah beli es krim rasa apa yan wah ternyata rasanya coklat. Ya suah bu ayuk kita lanjutkan bermain ya ayuk kita main anting? Saja ya akhirnya saya siap menaikinya sekarang sudah dimulai

Wah…. Enak sekali tapi lama-kelamaan kok kepala saya pusing akhirnya saya turun dari anting-anting terus saya muntah-muntah dan saya di pijat ibu wek….. wek….. aduh badan saya pegel-pegel akhrnya ibu membelikan obat pegal linu rasanya pahit hi pahit weh badan saya tidak pegal lagi rasanya segar bugar saya di ancol saya juga melihat macam-macam rumah adat dan Pakaian tradisional dari macam-macam daerah. Semunaya bagus-baguis saya bangga menjadi anak Indonesia karena Indonesia beragam kebudayaan dan itu harus dilestarikan dan dijaga. Demikian seribu pengalaman saya liburan ke ancol terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

KARYA CIPTA

Nama : MOCH. IRFAK HIDAYAT

Kelas : II (Dua)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


MAKAN HAMBURGER

Di suatu pagi tepatnya hari minggu tanggal 9 Nopember 2008 ayah mengajakku, 2 orang kakak laki-laki aku dan ibu, pergi ke Giant Sidoarjo. Di sana kami belanja untuk keperluan dirumah. Misalnya sabun cuci buat baju. Sabun cuci buat piring, kecap, mie goreng , sabun mandi.

Disana aku dan kakak-kakakku juga pergi ke Time Zone untuk bermain disana banyak dan mengasyikkan. Ada pemainan memasukkan bola ke keranjang basket, tembak-tembakan balap sepeda, dinosaurus dan masih banyak lagi yang lainnya.

Setelah capek bermain ayah mengajak aku, kakak-kakakku dan ibuku makan di Mekdi aku paling suka burger dan kentang goreng terus minumnya pepsi. Ibu kakak dan ayah juga makan burger pas sudah malam dan capek sekali, aku minta ayah untuk pulang tapi ayah tidak mau dan bilang akan menginap di hotel sebelah Giant. Aku dan kakak ku senang sekali mulai masuk kamar perutku tidak enak sekali dan ingin muntah-muntah aku bilang ke ibu kalau kepalaku juga pusing dan badanku panas, ibu juga pingin muntah dan perutnya sakit dan ibu sering beak-berak dan tidak bisa tidur nyenyak.

Aku dan ibulemas dan periksa ke rumah askit Siti Hajar, kemudian diperiksa Dokter katanya aku dan ibu keracunan makanan setelah itu di suruh dokter opname tapi aku tidak mau aku pingin di rumah aja karena kalau di rumah sakit aku enggak bisa bebas, lalu dokter memberi resep obat aku dan ibu pulang kemudian minum obat dan tidur dengan nyenyak.

KARYA CIPTA

Nama : ALISA QOTRUN NADA

Kelas : II (DUA)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


DESAKU DITELAN LUMPUR LAPINDO

Suasanan yang tentram tenah dan menyenangkan itulah yang terkenang dalam ingatanku tentang kampung halaman ku dulu. Tetapi kini semua telah lenyap ditelan lumpur lapindo. Masih terkenang dalam ingatan ku waktu di telan lumpur lapindo. Masih terkenang dalam ingatanku waktu itu tanggal 30 Mei 2006 pukul 09.00 pagi . ketika aku berada disekolah, bapak pamong didesaku memberikan informasi agar tidak menggunakan sumur untuk sementara waktu. Karena ada kebocoran dalam pengeboran minyak yang bertepatan di persawahan. Pada wilayah kampungku, waktu itu suasana terasa sedikit meresahkan warga, disana-sini banyak orang -orang dewasa yang memperbincangkan tentang kebocoran pengeboran didesaku, ketakutan akan merusak dan mencemari kampungku terus mengganggu pikiranku. Ternyata sampai sekarang semuanya telkah melenyapkan kenanganku, pada teman-temanku, saudaraku.

Di pengungsian, tidak ada kata teratur, dalam pengungsian semuany serba seadanya. Tidur, makan, bersama-sama ada yang dibalai desa renokenongo dan ada jkuga yang dihalaman masjid didepan sekolahan ku,itulah yang terkenang dalam ingatanku tentang pengungsian. Benar-benar diluar bayanganku, kenyataan tentang korban bencana alam yang sering ku lihat di televisi ternyata kini benar-benar aku alami. Gimana tidak, sunggu tidak ku sangka rasanya tidur berdesakan satu RT, mandipun demikian harus mengantri berjam-jam sungguh benar-benar menguji kesabaranku, bahkan ada yang kejadian tidak mandi kalau kurang sabar untuk bergiliran.’ Tidak hanya mandi makanpun berdesakan untuk mengambil jatahnya, Ya Allah sungguh engkau telah menguji kesabaran untuk menghadapi enana ini, do’a itulah yang temanku di masjid tempat aku mengungsi yang diwaktu itu dipandu oleh Guru ngaji yang sangat aku sukai karena ilmu yang disampaikan akmat menyentuh hati, juga sangat disukai teman-temanku, akrena suka bercanda. Itulah pelajaran yang kudapati di pengungsian dan dalam kenanganku memang penuh suka cita dan duka yang teringat sukanya shi waktu itu kalau mendapat beraneka ragam sumbangan tapi kalaui aku sebutkan rasanya tidak cukup satu halaman lemdaran ini mulai dari perlengkapan sekolah untuk anak-anak, perlengkapan ini mulai dari perlengkapan sekolah untuk anak-anak, perlengkapan mengaji makanan ringan sembako, perabot dapur perlengkapan tidur dan banyak lagi lainnya semoga saja amal kebaikan orang-orang yang rela menyumbang sebagian rezekinya diterima oleh Allah, yakni untuk sekedar menghibur dan membantu kami yang sedang mengalami bencana.

Alkhamdulillah di rumah kontrakan aku ckup puas disana aku bisa hidup cukup senang karena teman-teman ku bermain mengaji bimbingan belajar sangat menyenangkan canda tawa mereka cukup menghiburku, rasanya aku sedikit terobati akan keluhan bencana yang menimpaku, aku bisa menikmati hidup layak seperti sendi kala waktu aku di rumah yang tertimpa lumpur Lapindo. Meski aku tahu dari sanak saudara tapi aku bersyukur terkadang juga bisa ketemu mereka kalau kami saling besilaturrahmi

Dirumah baruku bisa menemukan segalanya teman-teman bermain baru. Teman mengaji juga teman-teman sekolah memang dirumah baru aku hanya bisa berharap karena masih tinggal beberapa bulan rumah baruku bisa aku tempati. Doa ku semoga Tuhan mendengarnya dan mengabulkan semua harapan ku.

KARYA CIPTA

Nama : AYUNDA UMIROTUS SAKINA

Kelas : IV (Empat)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : Jabon –Karombang RW 13 RT 07


LUMPUR LAPINDO

Pada saat aku bemain bersama teman-teman aku terdengar suara ledakan yang sangat keras. Aku dengan teman-teman belarian pulang ke rumah masing-masing semua orang berlarian untuk menyelamatkan barang-barang dan jiwanya dan orang-orang mengungsi ke tempat saudaranya yang jauh dari lumpur, aku dan teman-teman berharap untuk lapindo menggembalikan ruimah kami yang tenggelam lumpur. Aku tidak ingin berlama-lama ada di pengungsian karena pengungsian itu tidak enak karena banyak nyamuknya. Karena itu aku ingin keluar dari pengungsian. Aku tidak bisa belajar karena terdengar suara yang sangat ramai. Sekali aku tidak bisa berfikir. Apalagi sekarang aku mau ujian aku tidak bisa berfikir total ini ada alasannya inilah agar-agar lumpur Lapindo aku sekarang tidak tahu rumah teman-teman aku dulu aku berkata sama temanku tidak akan aku tinggalin walaupun aku sekarang tidak ketemu dengan teman aku. Teman-teman ku dulu tidak ingin berpisah dengan aku. Disaat lumpur meluber ke reno kenongo aku sangat tidak enak. Aku berfikir kalau nanti rumah aku kacak ini aku ingin sekolah aku seperti dulu. Kembali kebentuk semula. Aku tidak mau mempunyai teman baru lagi dan aku tidak mau seklah baru. Walaupun aku sudah dibayar sama Lapindo aku tidak akan melupakan teman-temanku dulu. Walaupun rumah aku sekarang sudah tenggelam aku tetap ingin kembali ke rumahku yang dulu, aku disaat cerita bersama teman aku yang baru. Aku terasa sangat menedihkan sekali. Sekarang aku tahu rumahnya teman aku yang dulu. Aku dan teman-temanku sekarang sudah ketemu semuanya.

Inilah Nasib Seorang Korban Lumpur lapindo

KARYA CIPTA

Nama : DEVA MAITA S.

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


DESAKU SAYANG DESAKU MALANG

Pada saat itu aku tinggal di suatu desa yang pemandangannya dan haawnya sangat sejuk. Teman-teman dan tetanggaku yang ramah. Boleh dibilang desaku desa yang permai, aman dan tentram. Didesaku terbentang luas sawah, ladang yang subur karena letak desaku tidak jauh dari kaki gunung penanggungan dan gunung arjuna dan banyak perusahaan yang kebanyakan orang desaku bekerja di perusahaan itu. Termasuk ayah dan ibuku.

Selain menjadi karyawan perusahaan orang-rang desaku juga menjadi petani dengan kesuburan desaku dan sekitarnya ternyata di dalam bumi juga terkandung kekayaan alam misalnya Minyak bumi dan gas, dengan adanya kekayaan di dalam perut bumi desaku, pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam bidang migas mulai menciumnya contoh salah satu yaitu PT Lapindo Brantas Inc. pada tahun 2006 mulai melakukan pengeboran uintuk memproses segala kekayaan yang terkandung dalam perut bumi desaku.

Dan pengeboran sudah berjalan beberapa bulan hingga suatu saat terjadi kesalahan dalam prosedur yang mana pengeboran mencapai 3000 meter, kedalaan bumi harus di kasih pengaman, sehingga terjadi apa……… yang keluar bukan gas atau minyak akan tetapi lumpur panas yang tekanannya cukup keras sehingga tidak begitu lama hanya berselang beberapa minggu saja sudah menenggelamkan desaku dan sekitarnya, semua penduduk desaku sempat mengungsi di pasar baru porong selama kurang lebih 3 bulan. Kebetulan pasar baru tersebut belum ditempati oleh pedagang, sehingga bisa dimanfaatkan oleh Pemkab Sidoarjo untuk pengungsi korban luapan lumpur Lapindo.

Dengan tenggelamnya desaku oleh lumpur Panas kini aku terpisah dengan tetangga dan teman-teman ku karena mereka harus mengikuti orang tuanya, dulu waktu aku sekolah didesaku teman sekelas ada 20 anak kini hanya tinggal 7 anak.

Sekarang sekolahku pindah di Stand Ruko Pasar baru dimana satu unit ruko di tempati 6 kelas dari kelas satu sampai kelas enam hanya di skats dengan triplex. Aku tidak bisa konsentrasi menerima pelajaran karena ramai sekali salah satu seorang guru menerangkan dikelas 3 maka di kelas lain akan ikut kedengaran. Suasananya ramai, hawanya panas karena ruangannya sempit tidak nyaman apalagi aroma tidak sedap yang timbul dari selokan dan kaerna banyak sampah didalam selokannya

Setiap habis sholat aku selalu berdo’a kepada Allah : Ya Allah berikanlah kekuatan hambamu ini semoga orang-orang yang menjadi korban luapan lumpur panas berikan rahmat dan hidayahmu. Allah Humma Ya Allah jadikanlah keluarga ku, keluarga sakinah. Amin…………………..

KARYA CIPTA

Nama : M. RIANT FIRGIAWAN

Kelas : …………………...

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


PENGALAMANKU WAKTU DI PEGUNGSIAN

Nama ela dan aku tinggal di Desa jatiejo Porong RT 10 RW 02 Di desa itu aku merasa bahagia karena aku punya teman untuk diajak bermain dan bergurau. Aku merasa sangat bersyukur telah dilahirkan disana, tetapi pada suatu hari,tepatnya tahun 2006. Ternyata semuanya itu telah sirna dikarenakan desaku terendam oleh lumpur Lapindo.

Pada saat itu aku dan seluruh keluargaku bahkan teman-temanku ngungsidipsar baru porong yang rencananya akan dibuat pertokoan baru. Waktu itu aku merasa terusir dan merasa sangat sedih sekali. Tapi selama aku dipasar baru porong aku merenung dan bersyukur karena keluargaku baik-baik saja.

Sekian lama aku dipasar Porong aku juga banyak teman-teman baru dan teman-teman kulah yang dapat menghiburkuy tetapi setelah aku betah di sana meskipun kehidupan di sana tidak layak/ tidak enak. Orang tuaku mencari kontrakan kesana kemari dan orang tuaku telah berusaha. Aku kasihan dengan orang tuaku.’ Dan aku memohon kepada Allah SWT untuk memberi kemudahan kepada kedua orang tuaku Amin……….. amin…. Ya Robbal Alamin……

KARYA CIPTA

Nama : LAILATUL ISTIQOMAH

Kelas : IV (Empat)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


RUMAHKU TERENDAM LUMPUR

Pada suatu hari disebelah utara rumahku kira-kira satu meter ada pengeboran minyak PT Lapindo Brantas Inc. dimana pengeboran itu didesa Renokenongo terjadilah luapan lumpur panas yang tidak dapat dibendung dengan alat apapun termasuk alat pancang, lumpur terus keluar sedikit demi sedikit lama-lama menjadi besar sawah-sawah terendam lalu meluber ke pabrik-pabrik.

Lama-kelamaan meluber ke desa Jatirejo, semua orang Jatirejo cemas edngan adanya lumpur Lapindo, Lumpur terus meluber sampai setengah meter, orang-orang Jatirejo belum juga mengungsi masih bertahan di rumahnya sendiri-sendiri, lalu ada tim evakuasi orang jatirejo baru mau dievakuasi barang-barangnya, juga barang yang tertinggal banyak sekali.

Yang terendam lumpur rumahku, sekolahku, tempat mengajiku semua rata dengan lumpur, lalu saya mengungsi di pasar baru porong yang sangat tepaksa saya tidur di pasar, banyak nyamuknya, dan banyak sumbangan dari berbagai perusahaan yang terus itpun saya belum merasa senang karena rumah saya terendam lumpur

Yang sangat menyedihakn lagi makanan basi diberikan pengungsi, waktu terus berjalan korban lumpur di janji-janji yang tidak pasti, di beri kontrakan, di beri jatah hidup, diberi dua puluh persen, janji-janji sepertinya pasti tetapi kenyataannya tinggal janji yang tak pasti, lalu orang korban lumpur lapindo berdemo di tanggul, dikabupatenbahkan sampai ke Jakarta, itupun tidak membuahkan hasil.

Banyak masyarakat korban lumpur yang sakit-sakitan bahkan sampai meninggal dunia, karena memikirkan sudah tidak punya rumah janji tinggal janji, banyak yang meninggal dunia mengenaskan karena memikirkan nasibnya yang tidak pasti kapan di bayar dan kapan saya punya rumah seperti yang sedia kala seperti didesaku yang seperti dulu.

Oh, ya nasib rumahku terendam, sekolahku terendam keluargaku berantakan, lari kesana kemari, kapan diganti rumahku seperti semula.

KARYA CIPTA

Nama : ANDY CHUZAIMI

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


SEKOLAHKU KEBANGGAANKU

Aku siswa kelas VI MI Kholid Bin Walid di Renokenongo yang sampai saat ini dikenal dengan korban keganasan lumpur Lapindo. Sebelum adanya tragedi luapan lumpur panas Lapindo hidup kami tentram, damai dan sejahtera meski hanya seorang petani bapak kami sanggup memberikan apa yang kami cita-citakan. Demikian juga dengan sekolah kami. Walau sekolah kami tidak sebesar sekolah swasta lainnya kami bangga dapat menambah ilmu di sekolahini demikian juga dengan para pengajarnya walau bukan tenaha profesional tapi mereka dapat memberikan bekal yang terbaik untuk murid-muridnya dalam hal-hal yang behubungan dengan sekolah/pelajaran semua ini bisa kami buktikan dengan tampilnya siswa-siswi nya dalam segala lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan atau dari Instansi lain.

Fasilitas apapun sudah disediakan oleh sekolah, gedung sekolahpun kami tinggal menempi karena meski tidak besar sekolah kami sudah memiliki gedung sendiri.

Tapi semua itu kini tinggal kenangan, kami terpisah dengan teman-teman kami, rumah kami bahkan sekolah kami pun hanya bisa dilihat dalam ingatan dengan meledaknya tragedi Luapan Lumpur Lapindo semua kebahagiaan dan keceriaan kami sirna seketika itu, kami kehilangan teman-teman kami, bahkan guru-guru tercinta kami pun jauh rumah-rumah kami sekampung dan berapa desa tetangga kaipun tenggelam dalam keghanasan lumpur Lapindo dengan tenggelamnya rumah –rumah kami maa dengan terpaksa kami pergi mencari tempat perlindungan karena kami tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharga kami, maka kami tidak bisa menempati rumah yang layak

Sudah hampir 3 tahun kami menempati tempat pengungsian pasar baru porong, meski terlindungi tapi tidak senyaman tinggal di rumah kami sendiri, tapi apa yang bisa kami lakukan selain berdo’a dan berdo’a semoga semua ini akan cepat berakhir, yang lebih menyakitkan lagi setelah tenggelamnya sekolah kami, tempat belajar kami jadi berpindah-pindah meski tidak layak untuk ditempatibelajar kami, kami tetap senang karena bisa bermain dan berkumpul bersama dan berkumpu bersama teman-teman kami yang terpisah, kami bangga dengan sekolah kami karena tetap bertahan meski tempat belajar kami tidak tetap bahkan murid-murinya pun banyak yang pindah kesekolah lain walau sedikit kita tetap belajar untuk bisa mewujudkan cita-cita kami.

Dengan adanya cobaan ini kami siswanya hanya bisa bedo’a semoga sekolah tetap berdiri tegak dan bertahan sampai kapanpun agar kami bisa berbangga dan bangga menjadi siswa sekolah ini.

Sekian, Terima kasih

KARYA CIPTA

Nama : ROCHMATUL JANNAH

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


RINDU KAMPUNG HALAMAN

Sudah dua tahun aku tinggal dipengungsian sejak bencana lumpur yang disebabkan sebuah pengeboran yang mengalami kegagalan sebuah proyek dan sekaligus menenggelamkan seluruh desaku dan semua kenang-kenangan yang ada didesaku.

Kini kami harus jalani kehidupan yang jauh dari normal. Bagaimana layaknya waktu hidup di desaku dulu yang penuh dengan ketentraman. Meski kini aku sudah terbiasa dengan kehidupan penampungan sekarang, meskipun aku belum tau berapa lama lagi harus tinggal dan melewati ini semua.

Dari awal aku dipenampungan ini selalu di bayangi rasa takut, apalagi diwaktu hujan deras dan angin kencang yang menerpa dan banyak hal lainnya yang harus aku jalani seperti saat mandi kita harus antri jadi aku harus bangun lebih pagi supaya tidak telat tiba di sekolah yang letaknya cukup jauh dari tempatku sekarang.

Hari ini aku lebih takut mendengar kabar tempatku akan dipindahkan kelain desa lagi, gimana dengan kegiatanku sekolah, mengaji terpaksa aku harus adaptasi dengan lingkungan baru,; di sebuah rumah sementara, tapi aku bersyukur ibu bilang aku tidak perlu pindah sekolah karena kakaku tinggal satu semester jadi kita berangkat bersama, dan aku masih bisa berkumpul dengan teman-temanku

Setiap hari selesai sholat aku selalu berdo’a semoga musibah ini cepat berlalu dan kita bisa hidup seperti dulu lagi….. amin……

KARYA CIPTA

Nama : NIDAROTUL ULMI

Kelas : V (Lima)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


WAKTU TERKENA LUMPUR

Jam 02.00 malam tiba-tiba ada lumpur yang datang begitu saja, kami langsung lari dan kami mengungsi di saudara kami. Pas malamnya kami mengungsi di pasar porong. Tiba di pasar saya sedih banget. Di pasar saya tidak bisa tidur karena disitu banyak nyamuk dan ramai banget, mandinya juga antri, makannya menunggu antaran dari dapur, dan siangnya panass banget, malamnya dingin, kapan saya keluar dari sini ya Allah saya sudah tidak tahan lagi disini, belajarnya juga terganggu sampek-sampek saya tidak bisa konsentrasi belajarnya jadi susah mengerjakan Prnya, setelah belajar saya sholat dan berdo’a saya memintak kepada Allah untuk mempercepatkan ganti rugi ini pas saya tidur tiba-tiba ada hujan turun ke seng dan kedengerannya keras sekali dan saya terus berkata kapan saya keluar dari sini Tuhan kapan, sudah cukup pendeitaan kami di pasar. Kami distu hampir 3 tahun. Saya kasian sama orang tua saya. Dia dulu bekerja di toko dan sekarang nganggur. Coba kalo dulu tidak ada lumpur, pasti keluarga saya tidak susah. Begini pertama kali mengungsi saya ada di los disitu panas dan dingin tapi sekarang saya ada di kios agak mendingan. Sekarang mandinya tidak bisa lama-lama. Kalo lama bisa di dok-dok sekarang mandinya 5 menit dulu dirumah sampek sepuasnya. Dulu pas sekolah saya naik bus jadi pagi banget kalo tidak pagi-pagi bisa ketinggalan busdan tidak bisa sekolah. Sekarang bukan hanya harta dan rumah saja sekolahan saja bisa terendam lumpur. Saya sekarang harus belajar yang sungguh-sungguh. Saya harus bisa mencapai cita-cita saya. Kalo begini caranya bagaimana bisa mencapai cita-cita belajar saja tidak bisa konsen. Kalo mnengerjakan PR saja susah. Tapi saya semangat mencapai cita-cita saya biar saya jadi orang yang sukses. Dulu sempat ada pipo yang meledakdan apinya besar sekali. Pas jam 08.00 piponya meledak kami langsung lari kemana saja. Saya berdo’a begini ya Allah hambamu ijni bisa selamt atau tidak Ya Allah karena apinya sangat besar. Ada orang yang ingin membantu kami tapi orang itu terkena ledakan api sampek orang itu meninggal dunia.

KARYA CIPTA

Nama : MIFTAKHUL HIDAYATI

Kelas : V (Lima)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


DESA YANG HILANG

Sebelum ada sembuan lumpur desaku sangat ramai dan aman, jauh dari polusi-polusi. Meskipun ada semburan aku tetap menempati rumahku karena masih jauh dari semburan. Aku tak khawatir aku tetap bisa bermain, belajar, dengan tenag dan senang banyak canda dan tawa. Sekolahku tidak jauh dari rumah tetap belajr diseklahku masih aman-aman.

Dari beberapa kemudian aku megalami ketakutan krena ada pipa gas yang meledak. Waktu itu aku belajar tia-tiba ada jeritan orang banyak dan aku keluar dari ruma bersama ibu dan adik aku takut seklai melihat api yang sangat besar dari pipa gas. Semua orang keluar dari desaku mencari tempat yang aman untuk berlindung. Keeseokan harinya aku kembali ke dumah dan kegiayatan belajarku tertnggal selama seminggu karena teman-temanku belum kembali ke desa semuanya pada mengungsi di sanak saudara dia mengira masih belum aman dan masih ketakutan dengan adanya korban yang banyak di lokasi kejadian.

Aku dan keluarga mengungsi di rumah nenek karena aku trauma jangan-jangan pipa itu meledak lagi dan semburan semakin membesar dan melebar. Tak lama kemudian aku kembali kerumah karena takut belajr di sekolahku ketinggalan. Sekolahku kembali belajar mengajar dengan baik. Teman-teman dan keluarganya banyak yang sudah menempati rumahnya lagi, tetapi sebagian yang rumahnya sudah terendam lumpur lama-lama tanggul semakin tinggi lumpur tak henti-hentinya mengeluarkan asap putih yang banyak dan membesar. Tak lama kemudian sekolahku sudah tak nyaman lagi, karena tanggul sudah tidak bisa dibendung lagi. Sehari diperbaiki tak lama kemudian tanggul jebol lagi.

Kemudian orng-orang didesaku disuruh mengungsi di pasr baru porong. Akan tetapi aku berat meninggalkan rumahku. Rumahku masih bisa di tempati belum kena lumpur, aku merasa tidak nyaman di rumah serba ketakuitan apa boleh buat orang tuaku masih belum bisa meninggalkan rumah yang nyaman. Meski di tetanggaku sudah mengungsi semua aku tetap tenang di rumah.’ Butuh banyak tyeman bermain, belajar bersama bercanda kini banyak yang meninggalkan rumah.

Lambat laun akhirnya aku berusaha meninggalkan desaku. Rumahku sekolahku sudah tidak bisa dihuni lagi. Akhirnya aku cari yang lebih aman di pengungsian. Ternyata aku di pengungsian tidak bisa hidup yang layak belajarku teraganggu, istirahat tidak nyaman, kini keceriaanku telah sirna kembali menjadi sedih dan sedih hidup di pengungsian. Entah apa yang bisa menjadi harapan yang baik.

KARYA CIPTA

Nama : INTA RIAFNA

Kelas : V (Lima)

Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………


PERASAAN YANG KUPENDAM BERTAHUN - TAHUN

Semenjak luapan lumpur menggenangi rumahku kini aku tinggal di pasar baru porong desa yang telah aku cintai kini telah tinggal kenangan. Tiggal dipasar baru poirong sangat tidak nyaman jika tidur selalu banyak nyamuk jika belajar selalu tidak nyaman dan tidak bisa berkonsentasi

Sekolah yang aku cintai pun telah lenyap karena luapan lumpur semoga semua ini cepat berakhir Bapak Presiden SBY tolong bayar semua rumah, tanah dan sawah kami. Kami tidak kuat untuk menerima semua ini, ya allah Ya Tuhan kami tolongakhiri semua cobaan ini. Sudah bertyahun-tahun aku memendam perasaan ini untuk mengharapkan rumah kami yang lenyap.

Semoga perjuangan bapak Sunarto tidak sia-sia akupun tidak bisa apa-apa, tapi aku cuma bisa berdo’a pada yang kuasa agar dapat memanggil hati yang sudah dibutuhkan AbuRisal bakrie agar dapat mengambil hak kamisemua. Cuma ini yang bisa aku katakan. Aku dan keluargaku hidup mendeita disini.

Semua orang berjuang demi haknya genangan lumpur semakin meluap semakin banyak desa yang lenyap di pasar baru porong sangat panas jika malam dingin terkadang panas sungguh tak enak disana. Sebentar lagi semua orang akan diusir dari pasar baru porong semua orang bingung mau tinggal dimana mereka.

Mencari uang pun sekarang susah tinggal dikontrakkan juga butuh uang untuk membayar kontrakannya palagi sekarang banyak orang pengganguran gara-gara lumpur Lapindo. Semua pabrik pun juga dilanda lumpur. Sekolah SMPN 2 porong tidak ada yang bisa diselamatkan

Semoga bencana ini cepat ditangani kita semua akan berdoa untuk kita semua hanya perasaan ini yang aku pendam bertahun-tahun.

KARYA CIPTA

Nama : ANITA FAIRUZZAH

Kelas : V (Lima)

Sekolah : …………………...

Alamat : ……………………


KEHILANGAN RUMAH DAN DESA

Sudah tiga tahun aku kehilangan rumah dan desaku. Aku ingin sekali kerumahku yang didesa Reno RT 01 RW 01 dulu desa itu terkenal di kecamatan porong karena ketentramannya dan keramahannya. Karena desa itu terkena lumpur Lapindo. Dulunya ada pengeboran yang gagal lalu semua warga disuruh pemerintah untuk tionggal di pengungsian. Saya juga mempunyai kesulitan untuk mengambil air untuk masak dan aku mandi harus mengantri terlebih dahulu agar aku mendapatkan air yanglebih banyak kalau aku sekolah aku harus bangun pagi agar aku tidak mengantri dan agar aku tidak telat sekolah aku sekolah di SD Reno II karena sekolahku terkena lumpur Lapindo terpaksa kami semua harus menumpang sekolah di Juert kenongo terkadang aku teringat dengan rumahku aku sedih karena aku tidak punya rumah pada hari rabu aku telat sekolah karena aku bangun kesiangan aku ingin seklai tinggal di rumahku yang dulu agar aku bisa mandi tidak pakai mengantri agar aku tidak telat sekolah dan ibu lebih cepat mengambil air untuk masak aku setiap pulang sekolah aku selalu sholat setiap aku sholat aku selalu berdoa semoga musibah ini cepat berlalu dan kita bisa hidup seperti dulu lagi …. Amin ya robbal alamin……

KARYA CIPTA

Nama : SULFIANA

Kelas : III (Tiga)

Sekolah : SDN RENO II

Alamat : ……………………


GARA-GARA LAPINDO

Pada tahun 2006 desa kami tidak nyaman lagi bagi masyarakat. Gara-gara lumpur Lapindo desa kami kekurangan bahan makanan dan kekurangan air bersih. Semua warga desa kebingungan mencari makan pada tahun 2007 terjadi semburan api yang diakibatkan oleh pipa bocor dan warga panik.

Untuk mencari tempat tinggal lain dan jauh dari semburan pada tahun 2008 semua warga meninggalkan desa agar terhindar dari bencana lumpur. Lapindo dan juga ada warga yang sudah dibayar 20% nya dan juga ada yang belum dibayar 20% sampai sekarang sampai 2009. Pembayaran ganti rugi atas tenggelamnya rumah kami juga belum lunas. Sekarang ada warga yang belum punya rumah karena mendapat uang ganti rugi Cuma buat beli tanah dan yang mempunyai rumah itu mendapat uang ganti rugi banyak atau sampai ratusan juta.

Sekarang warga menunggu untuk pembayaran 80% agar segera punya rumah lagi dan berkumpul lagi bersama keluarga kerabat tetangga dan lain-lain dan sampai sekarang warga masih belum mendapat 80% dan warga juga belum berkumpul dengan tetangga keluarga dan kerabat dekat. Semoga pembayaran 80% segera dikeluarkan agar warga bisa berkumpul kembali dan mempunyai rumah kembali.

Semoga temanku berkumpul lagi seperti dulku dan bermain lagi seperti dulu yang sangat gembira jika doaku terkabulkan aku pasti bahagia untuk selamanya. Aku diruma baruku tidak ssenang karena tidak mempunyai teman baru seperti dulu dan juga tidak ada teman bermain yang sangat gembira seperti dulu.

KARYA CIPTA

Nama : AINUN AULIYA

Kelas : V (Lima)

Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………


LUMPUR LAPINDO

Peristiwa Lumpur Lapindo terjadi 3 tahun yang lalu tempatnya 26 mei 2006 sungguh tragis peristiwa tesebut banyak merenggut korban terutama harta yang tak sempat diselamatkan rumah satu-satuhnya harta yang dimiliki pun tak dapat dihuni karena lumpur semakin hari semakin meluas

Aku dan keluargaku pun hanya bisa pasra dan berdo’a pada Tuhan agar semua bencana ini ada hikmahnya saat pertama kali rumahku terendam lumpur hati aku terasa sangat sedih apa yang bisa ku lakukan untuk membantu pendeitaan kedua orang tuaku.

Akhirnya aku dan keluargaku terpaksa menempati toko kecil di pasar baru porong penderitaan kamipun semakin sempurna saat aku ingin pergi mandi harus mengantri saat aku tidur berdesakan-desak sebagenya

Suatu saat tiba saja tanggul yang dibuat untuk menampung air jebol semua orang berhambur-hamburan pergi menyelamatkan keluarga dan harta masing-masinig kini Luberan lumpur semakin meluas cara dilakukan dengan cara membuat tyanggul cincin dan memasukkan bola beton ke dalam pusat semburan hasilnya pun nol atau hilang.

Dipasar baru porong aku masih mencium bau yang menjangat dari lumpur lapindo tandanya tanggul lumpur jebol sekolahku ikut terendam Lumpur sehingga harus pindah sekolah anak cacat untunglah peristiwa lumpur Lapindo tidak mengambat proses belajarku dan teman-temanku.

KARYA CIPTA

Nama : AINUN AULIYA

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


LUAPAN LUMPUR PANAS

Pada suatu hari sebalum terjadinya luapan lumpur panas kehidupanku terasa tentram dan nyaman belajar pun tak ada gangguan dan bisa berpikir secara baik keluarga kami berkumpul satu dengan yang cair tidak terpecah belah orang tuaku bekerja dengan semestinya.

Sekarang lumpur datang kehidupan kami terpecah belah gelisah hati kami merasa kehilangan tempat tinggal dan lapangan pekerjaan suasana belajar kami juga terganggu kami harus mengungsi meninggalkan desa kelahiran kami.

Di pengungsian suasananya ramai sekali banyak nyamuk dan lalat yang menemani kami setiap waktu kalau mandi harus antri dan setiap kegiatan saja, kita harus antri dan berebutan.

Di pengungsian makannya nasi bungkus dan mie instan, kami ingin kehidupoan kami kembali seperti yang dulu kalau mandi di pengungsian airnya gatal dan tidak menyenangkan walaupun di pengungsian banyak kegiatan atau ia menghibur kami kami merasaaaaaa gelisah kalau ingat tempat tinggal kami.

Kami hanya menunggu belas kasihan orang yang membantu meringankan beban kami ini. Kapan kami bisa hidup layak seperti yang dulu dan belajar kami tidak terganggu sering di pengungsian diberi pengarahan pengalaman agar kami bisa tabah dan sabar dalam menghadap segala musibah dan kita hanya bisa berdo’a mohon diberi ketabahan dalam menghadapi segala cobaan.

KARYA CIPTA

Nama : NOVITA DIANA LESTARI.

Kelas : V (Lima)

Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………


JERUK ASAM

Pada suatu hari ada orang membeli jeruk di pertigaan jalan. Pembeli itu bertanya :”mas jeruk satu kilo berapa?”, pedagang itu menjawab : ” Cuma Rp. 4.500” pembeli itu menjawab : “ kok mahal amat mas”, katanya sambil memegang-megang jeruk”.

Iya mbak, jeruk disini manis-manis, saya jamin mbak tidak menyesal kalo beli disini, dengan nada percaya atau penuh keyakinan

Iya dech, saya beli 3 kilo taopi kalo tidak manis apa bisa dikembalikan ?

Pokoknya kalo tidak manis kembalikan saja mbak, sambil memegang jeruk yang dipilih mbak itu.

Sesampai di rumah, pembeli membuka dan mencicipi jeruk yang dibelinya. Tyernyata semua jeruk yang dibelinya asam semua. Akhirnya dia kembali ke penjual tadi. Gimana ini jeruknya kok asam semua. Aku minta ganti rugi, sambil menyerahkan kantong yang berisi jeruk yang sudah dicicipi satu persatu.

Wah mbak, aku yang tiap hari beli tiga kwintal tidak mencicipi satupun. Mbak yangbeli tiga kilo kok dicicipi cemua. Aku gak mau terima. Katanya sambil menyerahkan kembali jeruk yang di terima tadi, akhirnya dia pulang dengan wajah di tekuk.

KARYA CIPTA

Nama : ABDUL KODIR

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : SDN RENOKENONGO I

Alamat : Glagaharum


TERIAKAN

Lumpur Lapindo…………!!!!!!!!! Lumpur Lapindo “ semua orang berteriak lumpur lapindo. Ada yang saling tuding, ada yang saling debat, saling menyalahkan, saling cari kebenaran,; saling demo, saling cari muka dan semua orang yang memanfaatkan lumpur Lapindo, sehingga bisa keliling Nusantara, bahkan sampai keliling dunia. Tapi kehebatan lumpur Lapindo tidak sehebat nasib yang menimpaku. Sekolah hilang, rumah hilang, teman hilang, tetangga hilang, tempat bermain hilang dan segala yang ada sejak aku lahirmenghilang begitu saja. Sekarang aku tinggal dirumah yang kecil dan sempi. Tapi aku tidak mengeluh. Orang tuaku tetap berusaha untuk mencari nafkah, untuk mencarikan aku biaya untuk sekolah, dan untuk hidup sehari-hari. Meskipun penghasilan orang tuaku tak besar seperti dulu, tapi aku bisa hidup dan melanjutkan sekolah agar aku bisa menggapai cita-cita ku…………….

Tapi teriakan orang sekarang tidak aku hiraukan. Aku harus melangkah kedepan tanpa menoleh ke belakang dan semuanya aku serahkan kepada Tuhan.

KARYA CIPTA

Nama : FARAHGITHA PUTRI AULIA

Kelas : V (Lima)

Sekolah : SDN KETAPANG II

Alamat : Perum puri sampurna Blok DD NO. 18


DESAKU

Sejauh mata memandang terhampar tanaman padi tampak indah dan elok bagaikan hamparan permadani

Desaku………………

Sejuk dan nyaman udaramu tak ad polusi di sekitarmu tak ada suara bising yang mengganggumu

Desaku ……………

Subur tanahmu indah sekali pemandanganmu tak inigin ku meninggalkanmu

PINDAH RUMAH

Hari ini terjadi perpisahan, hari ini timbul kesedihan, sahabatku Hana pindah rumah tidak lagi jadi tetangga kuucapkan selamat berpisah dengan mata berkaca-kaca berat rasanyaberpisah apa daya harus terjadi juga jangan lupakan daku ucapnya sambil tersedu tulislah suat selalu ke alamatku yang baru, jangan kuatir sahabatku jawabku terharu setiap aku merasa rindu tentu kukirim surat untuk mu.

KARYA CIPTA

Nama : MINARSI

Kelas : III (Tiga)

Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………


CERITAKU

Renokenongo adalah nama sebuah desa. Renokenongo bukanlah desa yang maju. Reno kenongo bukanlah desa yang terkenal dan juga bukan desa percontohan. Tapi sekarang, siapa yang tidak mengetahui desa Renokenongo. Renokenongo sekarang bak seorang artis, yang selalu menjadi topik, pusat perhatian dari semua pihak. Tapi keterkenalan Renokenongo bukan karena prestasi atau kemajuan ekonomi atau teknologinya. Tapi dikarenakan sebuah bencana Koorporasi? Yang mengakibatkan jutaan jiwa terusir dari budaya dan adat leluhurnya.

Sebelum Lumpur Lapindo menenggelamkan segalanya, aku hidup bahagia bersama keluargaku. Aku bisa bermain bersama teman-teman. Dibelakang rumahku ada banyak pepohonan, pohon pisang, pohon mangga, dan pohon pepaya. Aku senang bermain disitu bersama teman-teman. Semua sangat menyenangkan kal itu.

Hidup dirumah sangat enak. Semua kegiatan aku lakukan denga rutinitas dan tanpa gangguan dan pengaruh. Tapi sekarang aku hidup dipengungsian pasar baru porong. Semua orang pasti sudah tau mengapa, dan apa sebabnya tapi kadang orang-orang hanya melihat diluarnyasaja. Mereka tidak melihat sisi lain yang ada di pengungsian. Semua rutinitas harus dilakukan dengan budaya antri. Cuci baju antri, mandi antri, bahkan pipis pun harus antri, meskipin begitu, aku harus tetap menjalaninya.

Hampir dua tahun lebih aku tinggal dipengungsian pasar baru Porong. Hari-hariku lalui dengan sulit. Tapi sesulit apapun, semua tetap harus kujalani. Meski aku berontak, aku tidak bisa berbuat banyak. Ini memang keadaan yang tak bisa ditolak. Semua memang harus kujalani, dan kadang aku berfikir,”kapan aku bisa hidup normal seperti dulu lagi !!!”

Tapi, semua itu tetap menjadi pertanyaan yang tak bisa dijawab. Seandainya orang tuaku bisa berbuat banyak, pasti mereka tidak akan membiarkanku hidup sepertiini. Mereka pasti akan memberikan yang teraik bagiku. Tapi, aku tak bisa menuntutbanyak pada mereka. Aku tahu mereka juga lebih sulit menghadapimusibah ini. Karena ibuku pernah berkata padaku. Kalau aku besar nanti, ibuku akan selalu mendampingi setiap cita-citaku.

Ketika aku mulai rindu pada rumahku yang dulu, aku minta kepda orang tuaku untuk menghantarkan aku melihat-lihat kondisi rumahku. Aku merasa kaget, pohon mangga tempat ku bermain, kini bagaikan tonggak. Pohon pisang, pohon pepaya dan bambutempatku bermain petak umpet kini mengering. Rumahku yang penuh kerukunan dan damai, kini menjadi lautan hitam yang membisu. Tak ada keceriaan seperti dulu. Yang ada kini hanya sunyi dan sepi. Dimana rumah dan pohonku yang dulu? Dimana tempat bermainku yang dulu? Dan dimana teman-teman dan tetanggaku ? apakah aku bisa bertemu mereka lagi? Pertanyaan itu sellau ada dalam hatiku.

Sebenarnya aku bercita-cita ingin menjadi dokter. Tapi, sekarang seakan-akan cita-cita itu pudar dalam angan. Bagaimana aku bisa menjadi dokter? Buat konsentrasi belajar pun aku tak bisa. Dan apa lagi kini orang tuaku kini tidak bekerja lagi. Bagaimana aku bisa menggapai cita-citaku?” tapi meskipun begitu, harapanku tetap besar untuk terus melangkah menentukan jalan panjang hidupku. Demi cita-citaku, aku akan terus berusaha agar aku bisa mencapai cita-citaku, dan bisa membahagiakan ke dua orang tuaku.

Tuhan, setiap kali aku berdo’a, kuatkanlah iman dan hati orang tuaku. Berikanlah jalan terbaik buat mereka, bukakanlah hati para pengusaha, agar mereka nisa melihat kebawah dengan hati, aku dengan ambisi. Tuhan……….. aku yakin hidupku kelak akan bersinar terang, seterang bintang dimalam hari. Hentikan semburan lumpur lapndo Tuhan, agar tidak ada lagi korban sepertiku. Cukuplah aku dan yang lainnya menjadi cermin korban keserakahan dan kecerobohan.

KARYA CIPTA

Nama : ICHA NOVIYANTI

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : SDN Renokenongo I

Alamat : Paspos


LUMPUR LAPINDO

Pada suatu hari saya bermain di rumah temansaya terus saya keluar tiba-tiba ada lumpur datang dan tanggulnya jebol dan saya pulang ke dumah saya takut sekali dan semua warga lari dengan membawa anak-anaknya dan semua warga lari dengan membawa barang berharga nya mereka dan besok nya rumah warga dan rumah saya tenggelam lumpur Lapindodan semua warga bingung mencari tempat tinggal dan akhirnya mereka mempunyai tempat tinggal yaitu dipasar baru porong dan saya juga mempunyai tempat tinggal. Warga dan saya juga tinggal di pasar sementara dan hati saya senang dan pemandangannya bagus. Sekolahan saya juga tenggelam lumpur Lapindotapi saya harus semangat meskipun rumah dan sekolah saya tenggelam lumpur Lapindo saya harus tabah menghadapi cobaan ini, dan saya harus meneruskan sekolah saya demi cita-cita saya. Saya harus semangat belajar dan saya tidak boleh malas belajar dan saya tidak boleh sedih dan besoknya saya melihat rumah saya yang tenggelam lumpur Lapindo dan saya juga mempunyai rumah dan saya senang mempunyai rumah saya disana sudah ada temannya dan barang-barang saya juga dibawa dipasar baru porong TV saya dan lemari saya dan lain-lainnya dan saya disana juga bisa belajar tenang di pasar baru porong dan saya kalau sekolah hrus berangkat pagi-pagi dan kalau tidak pagi-pagisaya terlambat dan tidak mengikuti mata pelajaran di sekolah saya dan saya kalau terlambat lagi saya tidak mengikuti mata pelajaran lagi, meskipun tinggal di pasar baru porong dan barang-barang warga juga dibawa di paspor paar baru porong dan sekolah saya juga jauh dari tempat tinggal saya. Di tempat pasar baru porong dan saya juga engontrak di bringin dan teman-teman saya juga pindah dari paspor pasar baru porong ke desa lainnya. Dan apa ini cobaan buat kita semua yang korban lumpur lapindo dan saya sudah lama tinggaldi pasar baru poronkg dan sudah bertahun-tahun saya tinggal disana dan desa yang kita cintai telah tenggelam lumpur lapindo

KARYA CIPTA

Nama : IRMA FITRI AURELIA

Kelas : IV (Empat)

Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong

Alamat : ……………………


LUMPUR LAPINDO DAN RUMAHKU

Sudah hampir 3 tahun lalu lumpur lapindo menenggelamkan rumahku didesa Renokenong, Porongsampai saat ini masih ingat diingatanku persitiwa menyedihkan tersebut, yang tepat tengah malam pada tanggal 26 Mei 2006. Letusan terjadi di sumur pengeboan Mitra Gas Lapindo, sejak itu seluruh warga hidup dalam kecemasan. Kemudian tepat satu bulan tanggal 28 Juni 2006 tepat jam 12 malam, tanggul utama penampungan Lumpur lapindo Jebol dan dlam waktu satu jam desa Renokenongo, dusun Balongnongo RT 19 RW 20 tenggelam dalam panasnya lumpur-lumpur lapindo.

Seluruh warga bergegas keluar rumah sambil membawa brang-barang penting saja seperti pakaian, dan suart-surat penting, dalam kondisi panik warga tidak bisa membawa seluruh barang-barang milik mereka, begitu juga dengan aku dan keluargaku, hanya bisa membawa barang-barang penting sajadan kami pun langsung mencari tempat mengungsi saat itu warga diantarkan untuk mengungsi ke pasar bru porong atau kekantor kelurahan Renokenongo dan keluarga pun memutuskan untuk mengungsi di pasar baru porong, akhirnya dengan sedih dan berat hati aku harus meninggalkan rumah yang sudahsurga bagiku sejak kecil banyak kenangan yang tidak dapat aku lupakan, yang akan selalu terukir dalam hatiku.

Kini hampir 3 tahun Lumpur Lapindo belum berhenti juga, dan rumah yang sudah menmjadi surga kecilku telah hilang tenggelam di luap ganasnya Lujmpur Lapindo, kenangan yang indah yang pernah terjadi di setiap hari yang aku lalui disurga kecilku tersebut dan hingga kjini keluargaku masih belum bisa membeli rumah lagi.

Tuhan kapankah engkau berikan Rizki dan Rahmatmu agar PT Lapindo segera melakukan pelunasan Pembayaran Rumah dan tanah semua korban Lumpur lapindo. Kamio semua dapat hidup seperti dulu lagi, dan agar beban hidup yang berat menjadi ringan.

KARYA CIPTA

Nama : RETNO HARTINA A.

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : SDN RENOKENONGO I

Alamat : Taman Candiloka F1 Ngampel Sari Candi Sidoarjo


HARAPAN YANG TERTUNDA

Bayangan untuk menggapai cita-cita telah terbenam dalam benmak hatiku semenjak aku kecil, begitu juga dengan kenangan. Aku masih balita, tetap terukirdalam benak pikiranku, kebahagiaan, kesedian, kenakalan, bahkan tangisan seakan masih melekat dalam benak kenangan.

Kini di saat kegoncangan keadaan semua telah sirna seakan hilang raib begitu cepat oleh waktu dan situasi. Apakah ini karena adzab dari yang diatas? Ataukuah ulah dari keserakahan orang-orang petinggi di negeri ini? Pertanyaan ini tidak layak untuk aku.pertanyaan yang belum aku menget. Jawabannya diusiaku saat ini, tapi mungkin pertanyaan ini aku simpan hingga kelak aku dewasa.

Hruskah aku menerima dan menghadapi kehidupan seperti ini, keadaan yang tidak teratur, kehidupan yang liar, serta tidak ada kenyamanan dalam melakukan hal yang layak dilakukan oleh anak-anak lain disana. Apakah kebebasanku telah dirampas? Ataukah masa kanak-kanak ku kurang bahagia? Tapi aku juga tidak menyalahkan nasib bahkan orang tuaku sendiri. Pada siap aku harus menyalahkan semua ini?

Dimasa produktif pendidikan kurang maksimal, disaat kebahagiaan telah terampas. Pada waktu kenyamanan telah hilang sampai kapan ini akan sirna? Semua menggelengkan kepala tidak ada yang bisa memastikan jawabannya karena yang ku hadapi saat ini kegerahan, kesakitan, kepanasan, kepiluan serta ketidak adilan yang akhir-akir ini mandera pada diriku, keluargaku, orang tua sekitarku.

Aku mengharap semua ini cepat berlalu. Dari semua kehidupanku aku ingin layak seperti mereka-mereka disana, normal seperti harapan semua orang. Sehingga tunas-tunas bangsa akanmuncul dan kemunculan untuk menunjukkan kualitas dan kualitas untuk membangun bangsa ini agar bisa lebih maju, zaman sampai terbengkalai seperti yang terjadi pada lingkungan ku yang berlerut-larut tak kunjunjg selesai,; jangan lagi kita dijadikan korban lagi, kita di bodohi lagi, selagi belum terlambat bantu bantu kami untuk meraih kembali cita-cita kami yang hampir terinjak oleh keserakahan yang tidak bertanggung jawab.

KARYA CIPTA

Nama : AULIA VIRANDA

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : MI Kholid Bin Walid

Alamat : Renokenongo


GENERASI BANGSA

Namaku Rohmatul Kamilah kels IV MI Kholid Bin Walid. Rumah ku di Renokenongo desa yang damai, indah, aman dan sejahtera. Disitulah tempat aku dilahirkan dibesarkan oleh kedua orang tuaku dan tempat aku sekolah serta bermain bersama teman-teman untuk mengisi cerahnya hari. Kemudian pada suatu hari musibah melanda di desa kami yang berupa semburan lumpur Panas Lapindo. Pada saat itulah detik-detik kebahagiaanku mulai musnah, rumah, sawah, sekolahan, tempat ibadah, jalan-jalan semua tenggelam oleh Lumpur Panas Lapindo. Tapi sekarang semua hanya tinggal kenangan tergusur Lumpur Panas Lapindo (LPL)

Dan aku diajak pindah oleh orang tuaku ke penampungan pegungsian pasar baru porong. Sejak itulah sekolahku atau belajarku mulai kacau, pikiranku gak tenag karena tempatnya tidak layak dan harus beradaptasi sama lingkungan. Setelah orang tuaku dapat uang kontrak dari Lapindo aku diajak pindah ke Juwet/Kenongo dan aku harus beradaptasi lagi.

Ya Tuhan kuatkanlah asya menerima cobaan ini.karena saya adalah generasi bangsa harus bangkit punya cita-cita membangunagam, bangsa dan negara. Meskipun saya anak desa tak seharusnya orang desa harus tetap tinggal didesa. Ya Tuhan berikanlah orang tua saya dan saya petunjuk atau pertolongan dari cobaan supaya tercapai cita-cita saya menjadi anak yang berprestasi dan buat bapak atau ibu guru harap maklum kalau akhir-akhir ini prestasi saya menurun.

KARYA CIPTA

Nama : ROHMATUL KAMILA

Kelas : IV (Lima)

Sekolah : MI Kholid Bin Walid

Alamat : Juwet RT 6 RW 2


KABUR

Ada istilah ”Desaku Surgaku”, Ya itulah yang bisa diungkapkan ketika seorang anak seperti aku bisa bermain, berlari sesuka hati kesana kemari dikampung halamnnyasendiri. Aku masih ingat sawah dengan sungai yang mengalir tempat mencari ikan bersama teman-teman, pemandangannya, udaranya bahkan bahnya. Saat itu aku masih kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah!

3 tahun berlalu membuatku tercengang, harapanku kebanggaanku bahkan kenanganku terkubur, bahkan sekolahku rata dengan tanah, tidak terasa!

Sekarang tidak ada lagi kemiripan dari desaku di tempat penampungan ini, yang ada hanya kedicuhan pengap, kesulitan hidup menjadi hidangan tiap hari. Aku sndiri merasakan perubahan pada diriku, tingkah laku, cara berbicara, bahkan cara berpikir semua terbawa oleh suasana dipenampungan. Hal-hal yang tidak sepantasnya ku lihat, menjadi pemandangan yang biasa

Bagaimana dengan masa depanku? Kabur! Tak terurus, dan tidak ada yang mau perduli!

KARYA CIPTA

Nama : AINUR RIZKI

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : MI Kholid Bin Walid

Alamat : ……………………

Posted in |

0 comments: