Lumpur Lapindo
Tri Wulandari (kelas III SD Renokenongo I)

Pada tanggal 29 mei 2006, tepatnya hari senin, ada peristiwa yangmengejutkan di desa saya. Peristiwa yang mengejutkan itu adalah meletusnya pabrik gas milik PT. Lapindo Brantas, saya dan keluarga saya serta semua tetangga-tetangga saya sangat kaget sekali dan kami semua lari kesana-kemari untuk mengungsi saya dan semua keluarga saya mengungsi di rumah nenek saya yang ada didesa Ngampelsari selama 2 hari.

Setelah 2 hari saya pulang kembali kerumah saya karena banyak yang bilang sudah aman, tapi setelah itu lumpurnya meluber kemana-mana. Akhirnya saya dan semua warga mengungsi lagi ke balai desa Renokenongo selama 3 bulan, di sini saya sangat sedih sekali karena tempatnya sangat sempit dan juga dihuni oleh banyak orang barang-barang saya pun banyak yang ketinggalan di rumah kecuali baju-baju. Tiap malam saya tidak bisa tidur karena banyak nyamuk dan juga kedinginan serta kepanasan.

Mandi pun juga bergantian, aduh, pokoknya gak enak bangets deh!

Setelah 3 bulan menunggu di balai desa saya dan semua orang disitu diberi uang Kontrak. Akhirnya saya kontrak di perumtas I. Di situ saya baru senang karena punya banyak teman, tapi itu berlangsung cuma sebentar karena lumpurnya meluber kesitu juga, saya dan keluarga saya tambah sedih sekali karena baru saja punya tempat tinggal untuk berteduh akhirnya terkena luberan lagi.

Jam 3 malam saya dan keluarga saya lari-lari untuk menyelamatkan diri dari kejaran lumpur Lapindo lagi. Akhrnya saya pun kembali mengungsi di rumah nenek saya di desa Ngampel Sari lagi, karena di sana cuman tinggal seorang nenek dan kakek yang sudah sangat tua. Awalnya di sini sangat sepi sekali karena saya tidak punya teman lagi, setelah itu saya berkenalan dengan seorang anak dan akhirnya saya pun mempunyai banyak teman, di sini saya ikutan mengaji dan sekolah saya sangat jauh sekali dari rumah saya, saya sekolah di MI Kholid Bin Walid, tiap hari ibu saya mengantar jemput saya agar saya bisa tetap sekolah di sana, saya sangat sedih sekali karena sekolah saya sangat jauh, dan saya juga kasihan sama ibu saya yang tiap hari mengantar jemput saya.

Dan saya juga sangat sedih sekali melihat korban lumpur lainnya yang sekarang masih ada di tempat pengungsian Pasar Baru, Porong. Di sini sekarang saya merasa senang karena saya mempunyai banyak teman yang sayang sama saya, tapi saya juga sangat sedih karena kepikiran tempat tinggal saya yang tenggelam oleh lumpur Lapindo itu, kadang-kadang saya masih ingat waktu main sama teman-teman di rumah, yang lama, gara-gara Lapindo saya sekarang pisah sama teman-teman saya yang lama dulu.

Alhamdulillah, sekarang rumah di bayar, walaupun cuma lima belas juta. Ayah saya, sudah membuat kan saya rumah baru. Di desa Bangunsari saya mempunyai tetangga yang baru lagi. Sekian terima kasih kasih. Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Posted in |

0 comments: