Lumpur Lapindo
Tri Wulandari (kelas III SD Renokenongo I)
Setelah 2 hari saya pulang kembali kerumah saya karena banyak yang bilang sudah aman, tapi setelah itu lumpurnya meluber kemana-mana. Akhirnya saya dan semua warga mengungsi lagi ke balai desa Renokenongo selama 3 bulan, di sini saya sangat sedih sekali karena tempatnya sangat sempit dan juga dihuni oleh banyak orang barang-barang saya pun banyak yang ketinggalan di rumah kecuali baju-baju. Tiap malam saya tidak bisa tidur karena banyak nyamuk dan juga kedinginan serta kepanasan.
Mandi pun juga bergantian, aduh, pokoknya gak enak bangets deh!
Setelah 3 bulan menunggu di balai desa saya dan semua orang disitu diberi uang Kontrak. Akhirnya saya kontrak di perumtas I. Di situ saya baru senang karena punya banyak teman, tapi itu berlangsung cuma sebentar karena lumpurnya meluber kesitu juga, saya dan keluarga saya tambah sedih sekali karena baru saja punya tempat tinggal untuk berteduh akhirnya terkena luberan lagi.
Jam 3 malam saya dan keluarga saya lari-lari untuk menyelamatkan diri dari kejaran lumpur Lapindo lagi. Akhrnya saya pun kembali mengungsi di rumah nenek saya di desa Ngampel Sari lagi, karena di
Dan saya juga sangat sedih sekali melihat korban lumpur lainnya yang sekarang masih ada di tempat pengungsian Pasar Baru, Porong. Di sini sekarang saya merasa senang karena saya mempunyai banyak teman yang sayang sama saya, tapi saya juga sangat sedih karena kepikiran tempat tinggal saya yang tenggelam oleh lumpur Lapindo itu, kadang-kadang saya masih ingat waktu main sama teman-teman di rumah, yang lama, gara-gara Lapindo saya sekarang pisah sama teman-teman saya yang lama dulu.
Alhamdulillah, sekarang rumah di bayar, walaupun cuma